Rumah Qur'an Jayakarta


Beragama itu bukan untuk hidup susah.
مَاۤ أَنزَلۡنَا عَلَیۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ لِتَشۡقَىٰۤ
“Kami tidak menurunkan Al-Qur`ān ini kepadamu agar engkau menjadi susah.” [QS.Tha-Ha: 2]
Tapi tujuan beragama agar hidup mudah, bahagia, nyaman dan aman.
“…maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (Al Baqarah : 38)
Kalau sudah beragama tapi hidupnya susah, berarti cara beragamanya salah; tidak sesuai cara Allah menuntun Rasullullah beragama. Wahyu pertama yang diturunkan, adalah tuntunan Allah agar kita beragama dengan benar, yang dimulai dengan *menggunakan pikiran dengan benar.*
“Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang menciptakan.” (QS.Al Alaq : 1).
Kalau berfikirnya benar, pasti hidupnya benar. Kalau berfikirnya salah pasti hidupnya salah. Lah…sudah beragama kok hidupnya susah? Apa fungsinya ber-Tuhan? Apa fungsinya beribadah? Maka mutlak memahami dengan baik perintah Iqra’bismirabbika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar tujuan beragama menjadi “kehidupan” kita, yakni bahagia di dunia ini dan di akhirat kelak, sebagaimana doa:
رَبَّنَاۤ ءَاتِنَا فِی ٱلدُّنۡیَا حَسَنَةࣰ وَفِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ حَسَنَةࣰ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” [QS. Al-Baqarah: 201] Wallahu a’lam.*Muhammaddilis Karyadi